Langsung ke konten utama

Wood Club, cafe yang menyatu dengan alam


Di tepi jalan MT Harryono hanya terlihat sebuah billboard kecil berwarna kuning dengan gambar tupai dan tulisan Wood Club. Dari jalan hanya tampak dedaunan di belakangnya, kalau malam ada sedikit tanda kehidupan berupa lampu-lampu yang dinyalakan. Apakah tempat ini sebuah club khusus atau rumah makan / cafe untuk umum ? Pada awalnya saya cukup ragu untuk mengeksplorasi tempat ini.

Setelah memasuki tempat ini, saya kagum karena Wood Club memiliki konsep tempat bersantai yang bersatu dengan alam. Pepohonan dengan daunnya yang rindang, kicau burung, jeritan cengkerik maupun tupai yang berlompatan dari pohon ke pohon memberikan suasana alami. Semilirnya angin dan suasana hijau, membuat Anda betah bersantai di meja dan kursi yang terbuat dari kayu.


Terdapat beberapa lokasi di Wood Club yang menempati area seluas 1.1 HA ini. Lokasi di depan panggung yang dinamai Warung Jamu menyediakan aneka minuman. Yang menjadi menu andalannya adalah Wine Java. Wine Java ternyata bukan minuman beralkohol, tetapi campuran teh Jawa yang lazim disebut teh tubruk, disajikan dalam gelas blirik, bau harum teh menyeruak saat dihidangkan. Cara meminum minuman panas, legi (manis) dan kental ini adalah dengan menuangkan minuman sedikit demi sedikit ke penutup gelas, lalu menyeruputnya pelan-pelan. Wangi bau teh dan kenikmatan tak terhingga akan Anda peroleh disini, sebuah sensasi tersendiri. Pada Warung Jamu, Anda juga dapat menikmat kopi tubruk maupun aneka pilihan jamu (beer java atau wedang jahe, wedang jahe sereh, wedang jahe hao, wedang uwuh, bandrek badai dan beras kencur).
Jahe Kencur
Lokasi gedung dua lantai disebut Kedai Langit, sebuah konsep warung angkringan dengan layanan modern, yang menyediakan makanan berkualitas. Tersedia nasi sangit, mendoan, nasi goreng dan aneka mie.

Nasi Sangit
Di bagian lain Wood Club, terdapat jogging track dan driving range, yang dapat diperuntukkan bagi mereka yang senang berolah raga.

Bagi Anda yang ingin mengunjungi Wood Club, cukup mudah dicari, carilah perumahan Daun Village yang ada TransMart, nah letaknya tepat di depatn perumahan Daun Village.

Wood Club
Jl. MT Haryono No.28, Kel. Gunung Samarinda, Kec. Balikpapan Utara, Balikpapan
Jam operasi : 16.00 - 23.00 WITA

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mie Siantar di Balikpapan

Balikpapan sebagai kota pendatang, tentu berbagai ragam kuliner bisa dicari disini. Salah satunya adalah kuliner asal pulau Sumatera, tepatnya kota Pematang Siantar. Pematang Siantar atau yang lebih sering disebut Siantar, yang berjarak sekitar 2 kilometer dari Medan, memang memiliki kuliner khas, salah satu yang cukup terkenal adalah Mie Siantar. Mie Siantar paling beken di Siantar adalah Awai dan Kok Tong. Berbeda dengan Mie Siantar ditempat asalnya, Mie Siantar di kota Balikpapan cukup aman bagi mereka yang tidak menyantap makanan non halal, karena Mie Siantar disini benar-benar 100% halal. Sama sekali tidak menggunakan daging babi maupun minyak babi. Mie Siantar menggunakan mie yang dibuat sendiri, cukup tebal, dibumbui dengan khas, dan disajikan bersama setengah butir telur rebus, sayur sawi, daun bawang, bawang goreng dan potongan daging ayam yang tidak pelit. Pangsit disajikan bersama kuah pada mangkok kecil terpisah. Mie Siantar Balikpapan Baru, Jl. MT Haryono, Bal...

Di Balikpapan ada Salome, Makanan Apakah Itu ?

Ketika saya mau meninggalkan Pasar Segar, Balikpapan tepat di hook di sebelah gerai Martabak Markobar, terdapat sebuah gerai "Salome Gledek" yang menjual Salome. Memang beberapa waktu di Balikpapan, saya sering mendengar lewat siaran radio yang membahas mengenai kuliner Salome ini, sehingga membuat saya jadi penasaran apa sih Salome ini ? Yang pasti Salome dalam konotasi ini bukanlah nama puteri penari cantik yang dimanja oleh Raja Herodes sehingga minta kepala Yohanes Pembaptis. Guna menghapus rasa penasaran saya lalu mampir sejenak dan melihat apa itu Salome. Ternyata Salome adalah nama lain dari pentol bakso yang pernah ngehitz juga di Surabaya. Salome bentuknya bulat, terbuat dari tepung kanji, terigu dan daging, disajikan bersama saus kacang, saus tomat dan kecap. Menurut kisah penyiar radio, makanan Salome ini mulai marak di Balikpapan pertama kali dijajakan pak le (panggilan untuk abang-abang di Balikpapan) dengan sepeda di lapangan Merdeka, Balikpapan yang sela...

Depot Simpang Empat, Mantao dan Sapi Lada Hitam

Rumah makan ini tergolong rumah makan chinese food tempo dulu, bentuknya sangat sederhana, seperti layaknya rumah makan chinese food dengan dua wajan di bagian depan untuk mengolah masakan, lalu ada bagian untuk mempersiapkan bahan-bahan, dan ada bagian kecil dimanfaatkan sebagai kasir. Meski rumah makan sederhana, tampak ada paling tidak empat mesin EDC, jadi kalau Anda kahabisan uang di dompet, silakan gunakan kartu kredit Anda. Dan bagian lain dari rumah yang tidak terlalu luas ini dimanfaatkan untuk meja dan kursi makan. Bagian selasar rumah juga dimanfaatkan untuk meja kecil dengan dua kursi, disediakan bagi mereka yang hanya datang sendiri atau berdua. Di bagian belakang rumah makan, tampak tumpukan doos yang cukup banyak, rupanya rumah makan ini sudah terkenal sejak dulu dengan mantao-nya, yang terkenal enak dan renyah, ada dua macam mantao yang dijual mantao goreng dan mantao kukus. Ke dua jenis mantao ini sering dibawa pulang sebagai buah tangan oleh para pengunjung ko...